Kapolda Kaltim menegaskan kerusahan antarkelompok yang terjadi di Kota Tarakan, Kalimantan Timur Minggu (26/9) lalu, bukan bentrokan antaretnis melainkan perbuatan murni pidana antara korban dan tersangka kemudian berbuntut saling mengerahkan kelompok.
"Ini murni pidana, tidak ada antaretnis dan diharapkan masyarakat lebih tenang dan tidak terprovokasi," jawab Kapolda Kaltim Irjen Pol Mathius Salempang, Selasa (28/9)
Lanjut dia mengatakan peristiwa kerusuhan Tarakan jangan dikaitkan dengan etnis, SARA dan lain sebagainya hingga dapat memicu konflik horizontal antarmasyarakat.
Keributan antarkelompok yang melibatkan ratusan orang itu dipicu kasus penganiayaan hingga menewaskan korban bernama Abdulah,50. Hingga kini pelaku penganiayaan masih dikejar aparat kepolisian Polres Tarakan di-back up Ditreskrim Polda Kaltim.
Terkait kasus kersahan tersebut, polisi telah mengamankan sebanyak 9 orang sebagai saksi untuk dimintai keterangan seputar keributan tersebut.
Selain itu, sebanyak dua kompi pasukan Brimob dikerahkan ke Tarakan untuk menjaga situasi dan kondisi di wilayah tersebut. Dua kompi itu berasal dari Malinau dan Nunukan. Sedangkan satu kompi lagi dari Pengendali Massa (Dalmas) Polres Bulungan juga merapat ke Tarakan untuk melakukan pengamanan. Selain itu satu batalyon TNI turut pula disiapkan membantu pengamanan.
Hari ini, Wakapolda Kaltim Brigjen Pol Ngadino dan Kombes Pol Antonius Wisnu bertolak ke Tarakan untuk memantau langsung kondisi keamanan serta bertatapmuka dengan kedua belah pihak dan tokoh masyarakat, toko adat serta sejumlah elemen masyarakat.